Rabu, 26 Oktober 2011

Sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia

Sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia di masa tahun 1945, banyak sekali yang mencari tentang beberapa kutipan kata di atas, mungkin karena bulan ini adalah bulan dimana di dalamnya terdapat tanggal yang paling special buat bangsa Indonesia yaitu hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebagai warga Negara yang baik dan beradab kita semua harus dan wajib untuk mengetahui bagaimana proses perebutan hak merdeka Negara kita ini, dari mulai peperangan, pergolakan sampai titik darah penghabisan. Para pejuang kita berusaha mati-matian demi mengembalikan kehormatan bangsa kita yang diinjak-injak oleh beberapa Negara penjajah.
Trus apa yang harus kita lakukan saat ini untuk menghormati para pahlawan yang telah gugur mendahului kita hanya demi mengembalikan kehormatan bangsa. Apakah cukup dengan meneruskan perjuangan mereka saja. Apakah cukup dengan memperingatinya setiap tahun saja, atau bahkan kita hanya diam saja. Trus apa yang harus kita lakukan supaya kita sama-sama berjasa seperti para pahlawan yang gugur terdahulu. Mungkin ini bisa menjadi bahan renungan anda ketika malam tanggal hari kemerdekaan bangsa kita.
Wah wah wah wah padahal pengennya bahas yang sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia tapi kok jadi berargumen kemana-mana ya. Mungkin dengan membaca sedikit sejarah tentang kemerdekaan bangsa kita di bawah ini anda bisa sedikit membuka mata tentang bagaimana susah setengah mati dalam mengembalikan harkat dan martabat Negara kita tercinta ini.

06 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.
Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang.

0 komentar:

Posting Komentar

tag

Followers

Text


  ©Template by Blogger. Design By Tips dan Trik Blog