halal bihalal di darunnajah
Muballigh muda berikutnya adalah ustadz Jalaluddin yang bersasal dari Ciseeng dan berdomisili di Kampung Cipining, Argapura, Cigudeg Bogor. Beliau mengawali uraiannya dengan menjelaskan keutamaan mencari limu, terutama ilmu agama. Dengan latar belakang beliau yang alumni pondok pesantren salaf, dengan apik dan runtut beliau memaparkan cara-cara memperoleh derajat mulia yang dilambangkan dengan al ismu (kata benda) dalam kitab alfiyah.
Al ismu (kata benda) itu dikenali dengan bisa masuknya aljarru, attanwinu, annida, alif lam (lam ta’rif) dan musnad ilaihi. Yang dimaksud dengan al jarru dalam konteks ceramah beliau adalah tawadhu’, menghilangkan kesombongan yang ditandai dengan merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Attanwin dimaknai memperjelas niat, dalam hadits yang masyhur dijelaskan bahwa segala amal perbuatan itu tergantung niat dan motivasinya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan annidaa dalam kehidupan ini adalah berdzikir. Penyakit-penyakit fisik bisa diobati dengan obat-obat yang direkomendasikan oleh para dokter, adapun penyakit hati hanya bisa disembuhkan dengan banyak berdzikir, mengungat dan menyebut asma Allah yang indah nan sempurna. Alif lam (lam ta’rif) yang menjadikan ism nakirah menjadi ma’rifat bermakna manusia harus berfikir. Terutama berfikir untuk apa dan siapa ia berada di alam dunia fana ini?. Terakhir, yang dimaksud musnad ilaihi adalah amal nyata. Setinggi dan seluas apapun ilmu pengetahuan seseorang, tidak akan bernilai jika tanpa realisasi dan aplikasi. Semoga menjadi santri nan berkah!.
0 komentar:
Posting Komentar