Sabtu, 10 Desember 2011

halal bihalal di darunnajah

Dalam kesempatan Halal Bihalal Santri Non Asrama Ahad, 27 Syawwal 1432 H / 25 September 2011 M , yang berlokasi di halaman SDN 01 Lebakwangi hadir dua muballigh muda menyampaikan taushiyah. Pertama, ustadz Arif Syarifuddin dari Ciampea Bogor. Beliau mengawali ceramahnya dengan menjelaskan keberkahan pesantren. Selanjutnya sang dai menguraikan kewajiban orang tua dalam mendidik anak-anak. “Semua jerih payah orang tua, seperti memberi makan, pakaian dan pendidikan harus diniatkan sebagai ibadah, agar tidak sia-sia di akhirat!” jelas ustadz Arif.Masih dalam pemaparan ustadz Arif, dijelaskan bahwa manusia memikul amanah yang berat namun mulia. Amanat tersebut terkait langsung dengan Allah,manusia lainnya, diri pribadi dan keluarga. Di akhir ceramah, beliau menjelaskan ada dua jalur ilmu di pesantren atau madrasah. Jalur kepintaran dan jalur kemanfaatan. Jalur pertama diperoleh antara lain dengan rajin belajar, giat menghafal, semangat bertanya dan melengkapi sarana belajar. Adapun jalun kemanfaatan yang juga sering disebut jalur keberkahan ilmu hanya bisa diperoleh dengan memuliakan kyai dan asatidz beserta keluarga mereka (ta’dzimul masyakhih), memuliakan pesantren, tidak mencoreng nama baik pesantren (ta’dzimul ma’had) dan memuliakan segala ilmu yang diajarkan (ta’dzimul ‘ilmi).
Muballigh muda berikutnya adalah ustadz Jalaluddin yang bersasal dari Ciseeng dan berdomisili di Kampung Cipining, Argapura, Cigudeg Bogor. Beliau mengawali uraiannya dengan menjelaskan keutamaan mencari limu, terutama ilmu agama. Dengan latar belakang beliau yang alumni pondok pesantren salaf, dengan apik dan runtut beliau memaparkan cara-cara memperoleh derajat mulia yang dilambangkan dengan al ismu (kata benda) dalam kitab alfiyah.

Al ismu (kata benda) itu dikenali dengan bisa masuknya aljarru, attanwinu, annida, alif lam (lam ta’rif) dan musnad ilaihi. Yang dimaksud dengan al jarru dalam konteks ceramah beliau adalah tawadhu’, menghilangkan kesombongan yang ditandai dengan merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Attanwin dimaknai memperjelas niat, dalam hadits yang masyhur dijelaskan bahwa segala amal perbuatan itu tergantung niat dan motivasinya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan annidaa dalam kehidupan ini adalah berdzikir. Penyakit-penyakit fisik bisa diobati dengan obat-obat yang direkomendasikan oleh para dokter, adapun penyakit hati hanya bisa disembuhkan dengan banyak berdzikir, mengungat dan menyebut asma Allah yang indah nan sempurna. Alif lam (lam ta’rif) yang menjadikan ism nakirah menjadi ma’rifat bermakna manusia harus berfikir. Terutama berfikir untuk apa dan siapa ia berada di alam dunia fana ini?. Terakhir, yang dimaksud musnad ilaihi adalah amal nyata. Setinggi dan seluas apapun ilmu pengetahuan seseorang, tidak akan bernilai jika tanpa realisasi dan aplikasi. Semoga menjadi santri nan berkah!.

0 komentar:

Posting Komentar

tag

Followers

Text


  ©Template by Blogger. Design By Tips dan Trik Blog